Bulukumba, Beritabulukumba.com – Banyak yang tak kenal dengan sosok Pak Rusli, salah seorang awak Kapal Pinisi Nusantara yang berhasil mengarungi samudera tahun 1986.
Banyak yang menyebut misi ini sebagai pelayaran maut bahkan disebut sebagai Mission Impossible!.
Dengan berbagai dinamika, akhirnya kapal layar yang diketahui sebagai kebanggaan masyarakat Bulukumba itu sukses berlabuh di Vancover Kanada dan Amerika Serikat .
Pak Rusli asal Kecamatan Tanah Beru, Bulukumba menjadi salah satu saksi pelayaran tersebut.
Dia salah satu ABK Kapal Pinisi Nusantara yang mengharumkan nama dan bangsa Indonesia di pameran internasional Vancouver Expo 1986.
Pak Rusli salah satu putra terbaik Bulukumba yang masih menjaga roh kapal layar Pinisi.
Bahkan hingga saat ini masih aktif sebagai pembuat layar kapal Pinisi di Kecamatan Bonto Bahari.
Sejak dulu memang Pak Rusli dikenal sebagai ahli pembuat layar Pinisi.
“Pak Rusli masih aktif membuat layar di Bira dan Tanah Beru,” kata Zulkarnain Patwa, salah seorang pemerhati Budaya dan Pendidikan di Kabupaten Bulukumba.
Pak Rusli merupakan salah satu Panrita Lopi (ahli pembuat Pinisi) yang terus masih bertahan dengan keahlian kapal layar.
Baru-baru ini, Pak Rusli bertemu dengan Prof. Antonia Soriente, penggagas utama dari lahirnya Pinisi Perla Anugerah Ilahi.
Sebuah perahu layar tanpa mesin yang menjadi satu satunya perahu layar yang dapat digunakan para pemuda pemudi Indonesia untuk belajar berlayar.
Zulkarnaen memuji tekad dari Prof. Antonia Soriente yang ikut menjaga kelestarian budaya Pinisi tradisional.
“Tanpa Pinisi Perla Anugerah Ilahi, pelayaran Pinisi layar itu tinggal sejarah. Orang orang harus membaca buku atau ke museum untuk mengenalnya,” katanya.
Prof. Antonia kini sedang giat menulis kamus Konjo yang erat kaitannya dengan penamaan istilah di Pinisi.
“Ini jadi sangat penting karena sebutan istilah tersebut adalah Konjo kuno sudah sangat jarang digunakan oleh penutur bahasa Konjo zaman now,” kata Zulkarnaen.
Kabar terbarunya, Kapal Pinisi Perla Anugerah Ilahi sedang bersandar di pelabuhan Bira menunggu cuaca bersahabat untuk pelayaran.
Kapal ini dinahkodahi Muhammad Cholid dengan panggilan akrabnya Pak Alex.
“Saat perahu berlabuh, dia tetap saja betah tidur di atas perahu. Dengannya, Pinisi Perla Anugerah Ilahi terawat dengan baik,” kata Naim, panggilannya.
Pak Alex banyak mengenal dengan baik seluruh sudut kapal, sehingga diberi kepercayaan oleh pemimpin proyek kapal, Pak Horst Liebner.
“Jadi Pak ALex akan memandu orang orang yang ikut pelatihan pengenalan istilah Pinisi dan berlayar bersama Pinisi Perla Anugerah Ilahi,” tutupnya. ***