Opini Hari Sumpah Pemuda: “Pemuda dan Karya”

Advertisement

zul-afiat-opini-hari-sumpah-pemuda
Momentum yang tidak pernah dilupakan oleh sosok pemuda indonesia Setiap tanggal 28 Oktober di peringati hari Sumpah Pemuda. Sebuah hari yang diperingati dalam rangka memupuk semangat kepemudaan Indonesia bahwa pemuda adalah harapan bangsa “generasi” penerus cita-cita Indonesia. Pemuda dalam kamus besar bahasa indonesia di artikan sebagai “remaja” yang akan menjadi pemimpin bangsa. Bisa dipahami bersama bahwa pemuda adalah merupakan bagian penting dalam negara, pemuda adalah generasi, harapan untuk negara yang sejahtera dan berkeadilan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 pemuda di Indonesia hampir 25 % dari jumlah penduduk, ini membuktikan bahwa pemuda punya ruang dan tanggung jawab besar dalam keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Beberapa praktisi mengatakan bahwa jika ingin melihat bangsa yang akan maju maka lihatlah pemudahnya hari ini, karena potret masa depan sebuah bangsa dilihat dari pemudanya.

Pemuda ideal adalah ,mereka yang punya power penggerak, pengagas, pencipta dalam berbagai bidang kehidupan. Pemerintah dalam hal ini merupakan stekholder telah memberikan berbagai program yang produktif dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan pemuda yang mandiri, inovattif, kreatif namun sayangnya pemuda pemuda hari ini masing mengalami slow respon atau lemah dalam tindakan dan aktualisasi diri. Pemuda hari ini khususnya di indonesia masih terlalu banyak berbicara konsep dan gagasan serta kritikan, sementara yang penting sebenarnya adalah konsep dan karya yang rill (nyata). Pemuda Indonesia sudah di akui terbilang cerdas dan cakap dalam menyusun berbagai konsep dan gagasan yang sangat hebat, akan tetapi bisa di katakan dari beberapa konsep dan gagasan tersebut hanya berhenti pada ruang diskusi saja, ini terlihat jelas dari tingkat produktifitas karya anak bangsa dalam bidang riset pendidikan atau karya ilmiah. Kita masih tertinggal jauh dari negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura yang mempunyai tingkat karya dalam bentuk karya (jurnal).

Sadar atau tidak sadar ini merupakan cambuk bagi kita sebagai seorang pemuda Indonesia untuk menumbuhkan semangat terus berkarya, lebih produktif sehingga konsep yang kita ciptakan tidak hanya menjadi “bumbu” dalam ruang diskusi di warung-warung kopi saja. Saat ini kita sebagai seorang pemuda harus mampu melihat apa yang manjadi “power” kita dalam meningkatkan pruduktifitas dalam bernegara. Sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober setiap tahunnya jangan sampai hanya menjadi kegiatan seremoni tanpa ada sebuah pesan dan reflekleksi untuk meramu kembali apa yang menjadi cita-cita bangsa kita. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah perubahan yang lebih baik, karena pemuda Indonesia terlahir untuk menjadi agend perubahan bangsa.

Pemuda indonesia harus mampu melihat peluang dan tantangan bangsa hari ini, jika hanya duduk diam melihat keadaan, itu artinya pemuda pesimis, saatnya menjadi pemuda optimis dengan menghasilkan “karya” serta mengambil peran penting dalam berbagai bidang kehidupan sehingga perubahan semakin baik dan berdampak dalam kehidupan masyarakat. Dalam rangka mewujudkan pemuda yang optimis semuanya di mulai dari pribadi seseorang sebab perbaikan suatu ummat tidak akan terwujud kecuali dengan perbaikan individu yang mempuni dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bersaing, ini berarti pemuda harus sadar pentingnya pendidikan dalam rangka mewujudkan Pemuda-Pemudi yang cerdas dan mandiri . Saatnya menciptkan karya yang inovatif untuk sebuah bangsa yang besar. Salam Pemuda Kampung.

*)Penulis Zul Afiat, Mahasiswa megister di Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia asal Kabupaten Bulukumba

Advertisement
Advertisement

*Disclaimer: 
Informasi dalam website ini disediakan hanya untuk tujuan informasi umum, bukan saran keuangan atau investasi. Pembaca bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan mereka. Selalu lakukan riset mandiri sebelum membuat keputusan terkait keuangan Anda.

Komentar