News

Studi Banding ke Bali, RSUD Bulukumba Disorot

Avatar photo
×

Studi Banding ke Bali, RSUD Bulukumba Disorot

Sebarkan artikel ini

informasi-rsud
Rencana studi banding dan bencmarking pegawai RSUD Sultan Daeng Radja Bulukumba ke pulau dewata Bali mendapat sorotan. Rencananya pimpinan dan staf 15 kelompok kerja (pokja) akreditasi ke RSUD Badung Bali, Minggu 8 Januari mendatang.

Anggaran  yang dikucurkan sebanyak Rp 250 juta dari anggaran BLUD RSUD. Humas Sulawesi Coruption Watch (SCW) Bulukumba, Andi Asriadi, menilai jika jalan-jalan yang akan dilakukan pihak RSUD akan sangat menyakiti masyarakat Bulukumba. Dia menyarankan anggaran sebesar itu seharusnya dimanfaatkan untuk perbaikan insfratuktur. Tapi malah akan digunakan untuk jalan-jalan.

“Jangankan jaringan ac yang bocor yang membuat basah seperti di perawatan jantung. Penyediaan obat saja kurang,”tambahnya. Asriadi meminta manajemen RSUD untuk lebih peka kepada hati rakyat, tidak menunjukkan pemborosan dan membuang-buang anggaran yang seharusnya untuk rakyat kecil.

“Rp 250 juta dibagi 60 orang Rp 4,1 juta, ini terlalu besar, seharusnya beberapa orang saja, dan nanti ilmunya dibagi, ini terlalu kentara kalau outpunnya hanya jalan-jalan,” kata dia.

Sementara itu, Sekertaris Dewan Pengawas RSUD Sulthan Dg Radja, A. Ade Ariyadi  membenarkan akan rencana hal tersebut, untuknya itu dia sangat menyayangkan jika hal tersebut benar terjadi. Menurut pria yang akrab disapa Ade itu mengaku, jika banyaknya staf dan pejabat yang akan ke Bali tidak akan berdampak efektif pada benchmarking keilmuan yang akan didapatkan nanti.

“Sangat disayangkan kalau ini terjadi, yang penting-penting saja harusnya pergi,” ujar Ade.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba, A. Hamzah Pangki berharap manajemen RSUD bisa mengatur perjalananya,karena ditakutkan dengan besarnya staf yang akan berangkat akan menggangu kinerja dan pelayanan RSUD nantinya. “Iya kita sudah dengar, dan semuanya tergantung pada tekhnis RSUD karena semua anggaran dari BLUD RSUD, kita berharap agar perjalan ini bisa membuahkan hasil dan tidak sekedar membuang anggaran saja,” ujar Hamza Pangki.

Direktur RSUD Bulukumba, dr Wahyuni mengaku jika hingga saat ini jadwal pemberangkatan dan jumlah staf yang akan berangkat belum ditentukan, hanya saja jika pemberangkatan nantinya merupakan usulan dari badan akreditasi yang meminta untuk dilaksanakan. Benchmarking berupa survei simulasi di beberapa RSUD yang setingkat untuk mengukur kualitas, kinerja RSUD nantinya, berdasarkan rapat kerja sebelumnya.

“Kita rencannaya akan laksanakan Bencmarking, cuma waktu, jumlah dan lokasi pemberangkatan belum kita tentukan. Hanya saja pemberangkatan kami ini bukan jalan-jalan melainkan ada tujuan yang ingin kita capai yaitu meningkatkan kualitas pelayanan,” katanya. Di Badung Bali terdapat satu-satunya RSUD yang terakreditasi B. Sehingga katanya, dengan membawa setiap kelompok kerja akreditas dapat melihat langsung kegiatan masing-masing pokja di RSUD tersebut.