Pembunuhan Sadis Salim Kancil Dikecam di FB dan BBM

Advertisement

BULUKUMBA,BB – Hati siapa yang tak terketuk bila nyawa saudaranya dipaksa melayang. Seperti yang dialami aktivis Salim Kancil, yang meninggal karena dikeroyok dengan kejam sekelompok orang.

Tak berprikemanusian dan biadab, begitulah gambaran peristiwa yang dialami Salim Kancil, yang tewas karena menolak penambangan pasir liar di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasiran, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sejumlah pengguna Facebook (FB) turut perihatin dengan kejadian yang menimpa Salim Kancil dan Tosan.

Sejumlah pengguna FB menyebut pembunuhan Salim Kancil tidak berprikemanusiaan. Bahkan kasus tersebut harus diusut tuntas keran ada indikasi pembiaran perangkat desa. “Ini harus diusut tuntas karena ada pembiaran. Jangan sampai hal demikian terjadi di daerah lain karena tidak tegasnya aparat dan perangkat desa,”kata Panji melalui akun FB.

Seperti hasil investigasi yang dilakukan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) Surabaya. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu kemarin (26/9). Saat itu, Salim dan Tosan yang juga aktivis Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa menolak adanya penambangan pasir liar di desanya. Akibatnya, keduanya dikeroyok 40 orang pro penambangan.

Tim Investigasi KontraS Surabaya, Fatkhul Khoir mengatakan, kali pertama, kejadian ini menimpa Tosan. Dia digeruduk kelompok orang di rumahnya sekitar pukul 07.00 WIB. “Tosan dijemput paksa di rumahnya. Tanpa banyak bicara, puluhan orang yang membawa pentungan kayu, celurit dan batu itu mengeroyok Tosan,” terang Fatkhul di Surabaya, Senin (28/9).

Dikeroyok puluhan orang itu, Tosan berusaha menyelamatkan diri dan lari dengan motornya. Sayang, motor Tosan langsung ditabrak. “Kemudian Tosan diseret ke lapangan dan dihajar membabi-buta. Tubuhnya juga dilindas beberapa kali dengan motor para pelaku. Akibatnya, Tosan mengalami luka berat,” lanjutnya.

Advertisement

Karena menderita luka-luka berat, Tosan langsung dilarikan ke Puskesmas Pasiran untuk kemudian dirujuk ke RSUD Lumajang dan RS Bhayangkara Lumajang. Selesai membantai Tosan, gerombolan ini mencari Salim Kancil di rumahnya. Seperti yang dilakukan pada Tosan, kelompok preman ini mengikat Salim dan menyeretnya menuju Balai Desa Selok Awar-Awar, yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumah Salim.

Selain diseret, Salim juga dihajar dengan pukulan dan senjata selama perjalanan. “Sepanjang perjalanan menuju balai desa, gerombolan ini terus menghajar Salim dengan senjata yang mereka bawa. Ironisnya, penganiayaan ini juga disaksikan warga sekitar, yang ketakutan dengan aksi brutal ini.” “Di balai desa, tanpa peduli ada anak-anak yang tengah mengikuti pendidikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), gerombolan ini terus melakukan adegan brutal kepada Salim. Di dalam balai desa, Salim disetrum dengan alat listrik yang sudah disiapkan kelompok tersebut,” ungkap Fatkhul.

Meski berada di dalam ruangan balai desa, tak satupun perangkat desa yang keluar menghentikan aksi ‘gila’ tersebut. Salim Kancil-pun tewas dalam aksi tak berperikemanusiaan itu. Salim tewas dalam kondisi telungkup di antara batu dan kayu berserakan di dalam ruangan balai desa.”Astagfirullah, tega banget orang-orang itu,”tambah Marwah di akun FB-nya, Senin 28 September 2015. (KontraS,Facebook)

Advertisement

*Disclaimer: 
Informasi dalam website ini disediakan hanya untuk tujuan informasi umum, bukan saran keuangan atau investasi. Pembaca bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan mereka. Selalu lakukan riset mandiri sebelum membuat keputusan terkait keuangan Anda.

Komentar