MAKASSAR,BB – Pengangkatan Hilmar Farid sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan memang dianggap luar biasa. Lantaran Aktivis dan sejarawan itu bukan dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sehingga ia adalah esolon 1 pertama di Kementerian Pendidikan yang bukan berasal dari pegawai negeri sipil (PNS). Pengangkatan ini menuai kontroversi karena Hilmar Farid adalah bagian dari tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla di pilpres 2014 lalu. “Seandaianya Hilmar Farid bukan tim sukses saya setuju artinya independen. Tapi ini sepertinya balasbudi,”kata Ahmad Rivai di akun Facebook.
“Apanya yg luar biasa…???? Pernah terpikir tidak oleh bapak2 kalau suatu saat nanti menteri/gubernur/bupati mengangkat tim sukses/orang parpol pendukungnya utk menempati jabatan2 tsb…. Bukankah itu termasuk KKN & PNS lebih mudah digunakan jd alat politik…..?????,”komentar Jay Riduan di Facebook.
“Semoga ada terobosan dan pengembangan kebudayaan Indonesia dengan meneruskan apa yang sudah ada sebelumnya,” kata Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam pidatonya Kamis 31 Desember 2015 lalu.
Hilmar adalah pendiri Jaringan Kerja Budaya bersama sejumlah seniman, budayawan, dan peneliti Jakarta. Hilmar juga tercatat dan aktif dalam Inter-Asia Cultural Studies Society, Asian Regional Exchange for new Alternatives (ARENA) serta gerakan kemanusiaaan di Indonesia dan Timor Leste.