Trading

Analisis Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus $200 Ribu di Tahun 2025

Avatar photo
×

Analisis Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus $200 Ribu di Tahun 2025

Sebarkan artikel ini
Pi Network dan Bitcoin

Jakarta, BeritaBulukumba.com – Bitcoin (BTC) berhasil melampaui angka $97.750 pada Kamis lalu, mencatatkan kenaikan sebesar 7% sejak MicroStrategy membeli BTC senilai $200 juta awal pekan ini.

Lonjakan harga ini mencerminkan pemulihan pasar yang dipicu oleh kepercayaan investor terhadap Bitcoin.

Pada Desember 2024, Bitcoin sempat menghadapi tekanan jual yang signifikan setelah pertemuan FOMC pada 17 Desember. Sikap hawkish Federal Reserve, yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga lebih sedikit pada kuartal pertama 2025, menyebabkan harga Bitcoin turun 15% dari $108.850 menjadi $91.500 pada 29 Desember.

Namun, langkah strategis MicroStrategy dengan pembelian BTC senilai $209 juta segera memicu sentimen bullish, mengembalikan harga Bitcoin sebesar 6,8% pada 30 Desember.

Saham terkait kripto seperti MicroStrategy (MSTR), Coinbase (COIN), dan TerraWULF (WULF) mencatat kenaikan lebih dari 3% di perdagangan after-market. Pergerakan ini mencerminkan optimisme pasar yang didorong oleh tren kenaikan Bitcoin.

Aktivitas on-chain Bitcoin, meskipun tetap rendah, menunjukkan bahwa momentum saat ini didorong oleh investor besar dan pemegang jangka panjang, sementara pedagang ritel cenderung berhati-hati.

Data TradingView menunjukkan harga Bitcoin diperdagangkan di atas Volume Weighted Average Price (VWAP) sebesar $96.494, dengan level resistensi utama di $97.817 dan $105.724.

Jika harga Bitcoin berhasil melampaui $100.000, ini dapat menjadi sinyal breakout bullish, meskipun risiko aksi jual besar tetap ada.

Prospek Bitcoin di 2025 terlihat menjanjikan dengan beberapa faktor pendukung, termasuk regulasi pro-kripto di AS, peluncuran ETF Bitcoin spot, dan pengurangan reward blok melalui halving.

Analis memperkirakan harga Bitcoin dapat mencapai antara $160.000 hingga $200.000 pada 2025, didukung oleh adopsi institusional yang terus meningkat.

Namun, risiko seperti volatilitas spekulatif, ketegangan geopolitik, dan hambatan regulasi tetap menjadi perhatian.

Analis juga mengingatkan kemungkinan koreksi harga hingga $80.000 selama guncangan pasar sebelum melanjutkan kenaikan. ***