Jakarta, Beritabulukumba.com – Kecepatan pemrosesan transaksi menjadi faktor penentu dalam memenuhi kebutuhan penggunaan komersial skala besar.
Pada tahun 2021, uji coba Pi Testnet mengungkapkan bahwa Pi Network mampu mendukung hingga 70.000 transaksi per detik (TPS).
Angka ini menjadikannya sebagai blockchain dengan kecepatan pemrosesan tercepat di dunia saat ini.
Sebagai perbandingan, Bitcoin, sebagai salah satu blockchain pertama dan paling terkenal, memiliki keterbatasan dalam hal TPS.
Satu blok Bitcoin berisi sekitar 1.700 transaksi dan membutuhkan waktu 10 menit atau 600 detik untuk ditambahkan ke rantai.
Ini menghasilkan TPS tertinggi sekitar 4,17.
Ethereum, blockchain populer lainnya, memiliki maksimum 30.000.000 gas per blok.
Jika setiap transaksi menggunakan 21.000 gas, maka maksimum transaksi per blok adalah sekitar 1.428 transaksi.
Sementara itu, Solana dikenal dengan kemampuannya untuk memproses rata-rata hingga 710.000 TPS.
Namun, jaringan ini sering kali menghadapi masalah stabilitas, termasuk kegagalan dan crash yang mengganggu operasionalnya.
Pi Network menunjukkan potensi besar dalam memenuhi kebutuhan komersial skala besar.
Penting untuk diingat bahwa kecepatan bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan sebuah jaringan blockchain.
Stabilitas, keamanan, dan kemampuan untuk menangani berbagai jenis transaksi juga merupakan aspek kritis yang harus diperhatikan.
Di masa depan, pemilihan platform blockchain yang dapat memenuhi kebutuhan komersial akan sangat bergantung pada kemampuan teknologi untuk mengatasi tantangan ini.
Persaingan dalam meningkatkan TPS akan terus menjadi kompetisi teknologi antara berbagai mata uang digital kriptografi.
Kecepatan pemrosesan transaksi yang tinggi merupakan prasyarat penting, tetapi faktor-faktor lain seperti skalabilitas dan biaya transaksi.
Termasuk interoperabilitas antar blockchain juga akan memainkan peran besar dalam menentukan platform mana yang akan menjadi pilihan utama di masa depan. ***